Beranda | Artikel
Hukuman Bagi Orang yang Menzinai Mahramnya - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid #NasehatUlama
Jumat, 5 Agustus 2022

Hukuman Bagi Orang yang Menzinai Mahramnya – Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid #NasehatUlama

Pertanyaannya, “Apakah akan diampuni orang yang menzinai mahramnya sendiri,

—semoga Allah melindungi kita—karena dia sembrono ketika tidur?”

Ini adalah bencana yang sangat besar!

Karena orang yang menzinai mahramnya sendiri, secara syariat Islam, dia harus dihukum mati.

Baik dia sudah menikah atau belum, baik zina Muhṣan atau Ghairu Muhṣan.

Barang siapa berzina dengan wanita dari marhamnya sendiri, secara syariat dia dihukum mati,
karena itu termasuk dosa yang paling buruk di sisi Allah.

Hukumannya adalah hukum mati.

Namun, apakah dia harus membunuh dirinya sendiri atau menyerahkan diri ke pengadilan?
Jawabannya, tidak!
Barang siapa yang Allah tutup aibnya, hendaknya dia menutup aibnya sendiri!

Barang siapa yang Allah tutup aibnya, hendaknya dia menutup aibnya sendiri!

Kemudian, apa yang harus dia lakukan setelah melakukan kejahatan besar ini?

Maka kami katakan, bahwa tidak ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah.

Jika seseorang bertaubat dengan taubat yang jujur, niscaya Allah mengampuninya.

Jika dia jujur dalam taubatnya, niscaya Allah mengampuninya.

Namun, masalahnya sekarang adalah penyelesaian hak sesama manusia.

Yakni, orang ini yang telah menzalimi wanita tersebut,
sungguh dia telah menyeret wanita tersebut dalam keburukan yang besar,
tidak perawan lagi, atau nasib pernikahannya nanti bagaimana? Masalah kejiwaannya?!

Oleh sebab itu, ada pendapat dari para ulama dalam masalah ini,

bahwa dia harus membayar “Mahar Arsy”, karena dia telah merenggut keperawannya,
maka dia sekarang menanggung hak dan ini adalah masalah yang sangat berat,
karena hak sesama manusia penyelesaiannya adalah dengan dihalalkan atau direlakan,
atau dengan memberikan sesuatu hingga seseorang rela dan menghalalkannya,

disertai taubat kepada Allah, penyesalan, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi,
dan memperbanyak kebaikan, “karena kebaikan akan menghapuskan keburukan, …” (QS. Hud: 114)

Begitu pula, sudah menjadi keharusan, ketika dosa yang dilakukan semakin besar,

maka amal saleh yang dilakukan harus lebih banyak pula, misalkan berhaji dan umrah, karena ini adalah kejahatan yang sangat besar!

===

يَقُولُ السُّؤَالُ هَلْ مِنْ تَوْبَةٍ لِمَنْ وَقَعَ عَلَى بَعْضِ مَحَارِمِهِ

وَالْعِيَاذُ بِاللهِ وَهِيَ غَافِلَةٌ فِي النَّوْمِ؟

هَذِهِ مُصِيبَةٌ عَظِيمَةٌ جِدًّا

لِأَنَّ مَنْ وَقَعَ عَلَى مَحَارِمِهِ عَلَى أَحَدِ مَحَارِمِهِ شَرْعًا يُقْتَلُ

مُتَزَوِّجٌ أَمْ غَيْرُ وَمُتَزَوِّجٍ مُحْصَنٌ أَمْ غَيْرُ مُحْصَنٍ

مَنْ وَطِئَ مَحْرَمًا اِمْرَأَةً مِنْ مَحَارِمِهِ شَرْعًا يُقْتَلُ

مِنْ شَنَاعَةِ الْجَرِيمَةِ عِنْدَ اللهِ

حَدُّهُ الْقَتْلُ

طَبْعًا الْآنَ هَلْ هُوَ مُلْزَمٌ أَنْ يَقْتُلَ نَفْسَهُ أَوْ يَذْهَبُ إِلَى الْمَحْكَمَةِ؟

الْجَوَابُ: لَا

مَنْ سَتَرَهُ يَسْتُرُ نَفْسَهُ

مَنْ سَتَرَهُ اللهُ يَسْتُرُ نَفْسَهُ

طَيِّبٌ مَاذَا يَفْعَلُ؟ وَقَدْ أَتَى بِهَذِهِ الْجَرِيمَةِ الْعَظِيمَةِ

نَقُولُ مَا فِيهِ ذَنْبٌ لَا يَقْبَلُ اللهُ التَّوْبَةَ مِنْهُ

إِذَا تَابَ تَوْبَةً صَادِقَةً تَابَ اللهُ عَلَيْهِ

تَابَ تَوْبَةً صَادِقَةً تَابَ اللهُ عَلَيْهِ

طَبْعًا الْمُصِيبَةُ الْآنَ فِي حَقِّ حُقُوقِ الْعِبَادِ

يَعْنِي هَذِهِ الْآنَ الَّذِي اِعْتَدَى عَلَيْهَا

قَدْ أَوْقَعَ بِهَا ضَرَرًا عَظِيمًا

مَا عَادَتْ بِكْرًا أَوْ زَوَاجَهَا الْآنَ كَيْفَ سَيَكُونُ؟ الْأَضْرَارَ النَّفْسِيَّةَ

وَلِذَلِكَ فِيهِ كَلَامٌ حَتَّى لِلْعُلَمَاءِ فِي القَضِيَّةِ

أَنَّهُ يَدْفَعُ لَهَا الْمَهْرَ الْأَرْشَ الْآنَ لَمَّا أَفْقَدَهَا هَذَا

صَارَ فِيهِ حُقُوقٌ الْآنَ مَسْأَلَةٌ مَسْأَلَةٌ خَطِيرَةٌ

وَلِذَلِكَ حُقُوقُ الْعِبَادِ يُخْرَجُ مِنْهَا بِالتَّحَلُّلِ وَالْمُسَامَحَةِ

أَوْ يَدْفَعُ مَا يُرْضِيهِمْ بِهِ

وَالتَّوْبَةُ إِلَى اللهِ وَالنَّدَمُ وَالْعَزْمُ عَلَى عَدَمِ الْعَوْدَةِ

وَيُكْثِرُ مِنَ الْحَسْنَاتِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

وَلَا بُدَّ يَعْنِي هَذِهِ مِنْ… كُلَّمَا كَانَ الْجُرْمُ أَعْظَمَ

يَعْمَلُ لَهُ أَعْمَالًا صَالِحَةً أَكْثَرَ

حَجٌّ وَعُمْرَةٌ لِأَنَّ هَذِهِ جَرِيمَةٌ عَظِيمَةٌ جِدًّا


Artikel asli: https://nasehat.net/hukuman-bagi-orang-yang-menzinai-mahramnya-syaikh-muhammad-shalih-al-munajjid-nasehatulama/